Pemkab PPU Bersih-Bersih Pantai Tanjung Jumlai di Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025

Advertorial, Daerah30 Dilihat

Kacamatanegeri.com, PENAJAM– Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menggelar aksi bersih-bersih dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, bertema Hentikan Polusi Plastik di kawasan Pantai Tanjung Jumlai, Kelurahan Tanjung Tengah, Kecamatan Penajam, Kamis (5/6/2025).

Kegiatan dipimpin langsung Wakil Bupati PPU, Abdul Waris Muin diikuti sebanyak 431 peserta terdiri dari jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta karyawan PT Pertamina.

Abdul Waris Muin menyampaikan, peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan sebuah panggilan moral dan aksi kolektif untuk kesadaran bersama.

“Tema tahun ini Hentikan Polusi Plastik bukan sekadar slogan, tapi wujud tanggung jawab kita atas tantangan utama yang mengancam bumi ini, seperti perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, bahwa polusi plastik telah menjadi bom waktu ekologis, merujuk pada laporan Drowning in Plastics 2021, dunia memproduksi lebih dari 400 juta ton plastik setiap tahun.

“Namun kurang dari 10 persen yang berhasil didaur ulang, sisanya mencemari tanah, sungai dan laut,” ulasnya.

Abdul Waris Muin menjelaskan, di Indonesia sendiri menurut data Sistem Informasi pengelolaan sampah nasional tahun 2023, total timbunan sampah mencapai 56,67 juta ton. Di mana sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20 persen merupakan sampah plastik.

Ironisnya, hanya 30,91 persen yang dikelola secara layak, sementara sisanya berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan dibakar secara terbuka sehingga mencemari lingkungan.

“Dampak dari polusi plastik sangat serius, Ekosistem laut rusak, biota laut seperti  ikan terancam, nelayan kehilangan mata pencaharian, biaya pengelolaan sampah meningkat, dan sektor pariwisata terancam menurun akibat pantai yang tercemar,” tambahnya.

Targetkan 100 Persen Pengelolaan Sampah dari Hulu dan Hilir

Abdul Waris Muin menerangkan, bahwa pemerintah pusat telah menargetkan 100 persen pengelolaan sampah pada tahun 2029, sebagaimana tertuang dalam RPJMN, 2020 hingga 2024 dan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto, untuk bergerak melalui dua pendekatan, hulu dan hilir.

“Di hilir kami melarang TPA open dubbing secara bertahap, meningkatkan Dak dan insentif daerah, membangun infrastruktur daur ulang di 33 kota besar dan memperkuat skema estate produksi present possibility bagi produsen, jelasnya.

“Di hulu kami melarang impor plastik, mendorong pembatasan plastik sekali pakai melalui perda-perda daerah, menggalakkan edukasi publik, dan ekonomi sirkular, serta menyusun regulasi pelarangan produksi plastik sekali pakai yang sulit didaur ulang,” sambungnya.

Abdul Waris Muin menyebutkan, pada bulan Agustus 2025 Indonesia akan hadir pada forum  Intergovernmental Negotiating Committee (INC) 5.2 di Jenewa. Perundingan terakhir menyusun konvensi global yang mengikat secara hukum untuk menghentikan polusi plastik.

“Kami mendorong kehadiran lingkungan, akuntabilitas, produsen global dan dukungan nyata bagi negara berkembang, Indonesia hadir bukan sebagai korban pencemaran global tetapi sebagai pemimpin solusi,” tegasnya.

Abdul Waris Muin menghimbau, kepada para kepala daerah agar segera menyusun Peraturan daerah (Perda) tentang pelarangan plastik sekali pakai, membangun bank sampah dan fasilitas daur ulang lokal, terapkan zero offset to landfill sebagai visi bersama.

“Jadikan sekolah, pasar, tempat ibadah dan kantor sebagai ruang edukasi hidup tanpa sampah, ucapnya.

Abdul Waris Muin menyampaikan, apresiasi kepada pejuang lingkungan dan penghormatan kepada para penerima penghargaan Kalpataru 2025.

“Kepada dunia usaha, saatnya berubah, produsen dan konsumen harus bertanggung jawab. Produk harus mudah digunakan ulang, diisi ulang, dan didaur ulang. Tidak ada lagi alasan untuk memproduksi plastik yang tidak bisa diolah,” tegasnya.

Selanjutnya ia berpesan kepada generasi muda yaitu Gen Z dan Alpha.

“Kalian adalah agen perubahan, jadilah pelopor gaya hidup minim plastik, tolak sedotan plastik, bawa botol sendiri, pakai tas belanja sendiri dan pilih produk lokal yang berkelanjutan, serta aktif ajak teman untuk mulai kelola sampah dan edukasi lingkungan melalui media sosial. Kalian bukan penonton, kalian penentu arah sejarah.” paparnya.

Abdul Waris Muin menambahkan, kegiatan ini adalah panggilan untuk bertindak bersama menciptakan perubahan besar.

“Bumi tidak membutuhkan kita. Kitalah yang membutuhkan bumi, mari wariskan alam yang bersih, bukan krisis yang ditinggalkan.” tutupnya. (*/ant/dwn)