KACAMATANEGERI.COM, PPU – Bencana alam berupa banjir di Aceh, Sumatera Barat (Sumbar), dan Sumatera Utara (Sumut) menjadi lonceng peringatan serius bagi Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Mudyat Noor, menyebut bahwa potensi bencana serupa sangat tinggi di Kaltim, diperkuat dengan temuan bekas potongan pohon besar yang terbawa arus air.
Mudyat menyebut, bencana di Sumatera luar biasa yang harus diwaspadai, mengingat kesamaan Kaltim dan tiga Provinsi di Sumatera dalam mengandalkan sumber daya alam (SDA) seperti kehutanan, pertambangan, dan Migas.
Menyikapi ancaman ini, Mudyat menyoroti pentingnya pengendalian pembalakan hutan sejak dini. Menurutnya, kegagalan menjaga lingkungan bersama dapat menyebabkan Kaltim mengalami nasib yang sama dengan Aceh.
Ia mengungkapkan adanya kendala besar bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) PPU, khususnya dalam pengawasan perambahan hutan.
“Karena memang beberapa kewenangan yang diberikan kami selaku pemerintah daerah itu terbatas. Sementara yang terjadi di Aceh saat ini terjadi ilegal logging, tentu saja ada beberapa kewenangan yang pemerintah daerah tak bisa menyentuh untuk pada arah tersebut,” ucap Mudyat, selepas menerima gerakan sosial untuk bencana Aceh, Sumbar dan Sumut di Halaman Kantor Bupati PPU, Rabu 10 Desember 2025.
Dirinya berharap, pemerintah pusat dapat memberikan peran dan kewenangan yang lebih besar kepada pemerintah daerah. Kewenangan ini dianggap krusial untuk melakukan pengawasan efektif dan mengambil tindakan tegas terhadap perusahaan yang melakukan penggalian SDA di Kaltim dan PPU.
“Sehingga dalam proses pengawasan kami dapat melakukan tindakan-tindakan terhadap ketentuan-ketentuan untuk tidak dilakukan perusahaan-perusahaan yang ada di Kaltim,” tegasnya.
Diinformasikan, gerakan solidaritas masyarakat Kabupaten PPU, Mudyat didampingi Wakil Bupati PPU, Abdul Waris Muin secara resmi menerima donasi senilai hampir Rp30 juta dari Aliansi Pemuda dan Masyarakat PPU untuk disalurkan kepada korban banjir dan longsor di wilayah Sumatera.
Donasi tersebut diserahkan langsung oleh Koordinator Aliansi Pemuda dan Masyarakat PPU, Ega Rahmadhani, bersama perwakilan organisasi pemuda dan komunitas yang terlibat dalam aksi kemanusiaan ini. Bantuan meliputi sekira Rp28 juta dana tunai serta satu truk logistik berisi pakaian layak pakai, perlengkapan sekolah, barang kebutuhan harian dan bahan konsumsi.
Bupati PPU Mudyat Noor menyampaikan apresiasi mendalam atas kepedulian yang ditunjukkan para pemuda dan masyarakat. la menilai bahwa gerakan sosial tersebut membuktikan bahwa semangat gotong royong masih sangat kuat di tengah masyarakat PPU.
“Atas nama pemerintah daerah, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada para pemuda dan seluruh masyarakat yang telah berpartisipasi. Bantuan ini akan segera kami salurkan melalui BPBD PPU, bekerja sama dengan pemerintah daerah di wilayah terdampak bencana,” ungkapnya.
Terkait bantuan langsung dari Pemkab PPU, Mudyat menyebut bahwa hal tersebut masih dalam tahap pembahasan di Bagian Keuangan Sekretariat Daerah (Setda).
“Kami lagi bicarakan, keuangan daerah minus dan itu harus kita jaga, dan itu jadi pertimbangan, sebab kondisi keuangan daerah yang tidak stabil akibat adanya pemotongan dan keterlambatan pencairan TKD (Transfer Kas ke Daerah),” pungkas Mudyat. (loh)
