Diskan PPU Petakan 5 Ribu Hektar Lahan Tambak Yang Tidak Produktif

Berita, Daerah9 Dilihat

Kacamatanegeri.com, PENAJAM – Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) akan melakukan pemetaan ulang terhadap 5.000 hektar lahan tambak yang belum dimanfaatkan secara optimal di Kecamatan Babulu, Waru, Penajam dan Sepaku.

Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Budidaya dan Lingkungan, Diskan PPU, Musakkar Mulyadi menyebutkan, bahwa dari total potensi tambak seluas lebih dari 9.000 hektar, baru sekitar 4.000 hektar yang dimanfaatkan secara aktif.

“Jadi masih ada potensi sekitar 5.000 hektar yang bisa dikembangkan. Kedepannya memang kita diminta untuk menyusun program pemanfaatan tambak, itu intinya,” ujarnya, Senin (7/7/2025)

Tambak yang dimaksud merupakan tambak air payau dan diperuntukkan bagi masyarakat, terutama kelompok nelayan tambak.

“Ini terkait dengan tambak pesisir, umumnya tambak air payau,” ucapnya.

Musakkar menjelaskan tambak-tambak tersebut umumnya berada di wilayah pesisir yang ada di seluruh kecamatan di PPU.

Musakkar mengungkapkan, sekitar 5.000 hektar tambak yang saat ini tidak dikelola karena disebabkan abrasi air laut sehingga tanggul menjadi rusak.

“Banyak tambak yang sudah ditinggal pemiliknya karena kondisi tidak aktif lagi, itu yang perlu direkondisi atau direhab lagi,” tambahnya.

Musakkar menjelaskan, bahwa langkah yang disiapkan Diskan adalah melakukan pemetaan ulang, serta memfasilitasi kembali terkait keperluan dari para kelompok nelayan tambak.

‘Untuk melakukan rehabilitasi tambak memerlukan jumlah anggaran yang cukup besar. Jadi pemerintah tidak bisa menyelesaikan dalam waktu satu periode ini,” tuturnya.

Ia menyampaikan, bahwa pemerintah akan memberikan bantuan dengan menyesuaikan kemampuan anggaran daerah.

“Ya kalau target itu dari kami paling bisa membantu semaksimal mungkin,” ucapnya.

“Tidak bisa memastikan bahwa tahun ini harus sekian hektare atau berapa hektare itu tidak bisa,” lanjutnya.

Musakkar menyatakan, bahwa langkah awal yang harus dilakukan adalah pemetaan terlebih dahulu. Terhadap 5.000 hektar lahan tambak yang berpotensi untuk dikembangkan.

“Dipetakan dulu sebagai langkah awal, setelah pemetaan baru dilaksanakan dan dilakukan bertahap,” terangnya.

Musakkar menambahkan, bahwa kerusakan tambak diakibatkan oleh abrasi air laut yang menyebabkan tanggul jebol, sehingga para petani tambak lebih memilih usaha lain dari pada harus mengeluarkan modal besar untuk biaya rehabilitasi tambak. (*/ant/dwn)