KACAMATANEGERI.COM, BALIKPAPAN– Akhirnya satu persatu kendaraan yang ikut karam bersama Kapal Muatan Penumpang (KMP) Muchlisa di perairan Teluk Balikpapan dekat Pelabuhan Penyeberangan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) diangkat dari kedalaman 12 meter.
Pengangkatan kendaraan yang tenggelam menyisakan cerita memilukan dari pemiliknya yang menjadi penumpang di kapal ferry milik PT Sadena Mitra Bahari.
Salah satunya Dessy Astriana yang hatinya hancur melihat wujud mobil kesayangannya Honda Brio AA 1407 MN. “Hancur hati lihatnya,” ucap Dessy.
Hati siapa yang tidak sedih, setelah hampir 2 bulan sejak tenggelam bersama barang-barang pribadi kesayangannya yang tertinggal di dalam mobil Brio. Akhirnya berjumpa kembali dengan mobil yang selalu menemaninya kemanapun.
Bersua kembali setelah ditarik naik diatas permukaan laut, melalui proses evakuasi, Rabu (25/6/2025). Oleh Tim Gabungan, yang dilakoni 6 penyelam handal berasal dari Kabupaten Sitobundo, Jawa Timur.
“Akhirnya ketemu lagi setelah 2 bulan dalam laut, sedih rasanya,” kata Dessy sembari memperlihatkan foto-foto mobil Brio yang tampak terawat, terlihat dari interior dalam dan luar.
Baca Juga : https://kacamatanegeri.com/kendaraan-penumpang-yang-karam-bersama-kmp-muchlisa-dievakuasi/
Terlihat, wujud mobil kesayangan Dessy sapaan akrab wanita ramah ini tampak rusak parah, kaca depan, belakang dan samping pecah, bodi mobil penyot, kaca spion patah, dan cat mobil terkelupas.
Yang lebih menyayat hati, mobil dengan nuansa putih pink ini tampak ditumbuhi tiram disemua sisi mobil. Interior mobil tampak juga ditumbuhin tiram dari jok depan hingga jok belakang.
Masih terekam dalam ingatan Dessy, mobil yang dibeli dari hasil keringatnya bekerja di Dinas Perikanan PPU pada Desember 2024 lalu. “Sedih kalau mengiatnya, banyak perjuangan untuk mendapatkan mobil Brio kesayangan,” ucapnya lirih.
Paska tragedi tenggelamnya KMP Muchlisa, sebelum proses dievakuasi dari dalam laut, Dessy selalu teringat mobilnya. “Terkadang vertigo kumat. Saya masih trauma kalau mengingat kejadian,” katanya.
Yang membuatnya sangat trauma, karena mengalami pendarahan saat diperiksa tim kesehatan usai kejadian. Hingga mengakibatkan keguguran, setelah diperiksa kedokter, untuk dilakukan kuret.
Itulah musibah, tidak tahu kapan datangnya. Insya Allah semua itu ada hikmah dibalik musibah yang terjadi. “Alhamdulillah saya sudah mengikhlaskannya, semua sudah lewat. Saatnya kembali bekerja dengan hati senang, menjemput rejeki yang halal untuk keluarga,” ungkapnya.
Baca Juga : https://kacamatanegeri.com/turunkan-6-penyelam-pengalaman-ditarik-pakai-pelampung-dan-kapal-klotok/
Perlu diketahui, Brio milik Dessy tenggelam bersama puluhan kendaraan yang berada diatas KMP Muchlisa melayari Teluk Balikpapan dari Pelabuhan Kariangau, Balikpapan menuju Pelabuhan Ferry Penajam tenggelam sekira pukul 15.00 Wita, Senin (5/5/2025).
Sebelum tenggelam, ferry berkapasitas total muat 510 penumpang itu miring ke kiri, dan secara perlahan tenggelam.
Insiden terjadi karena ferry buatan tahun 1985 ini mengalami kerusakan pada bagian propeller baling-baling patah dan shaft mesin kapal terlepas sehingga terjadi kebocoran mengakibatkan air laut masuk ke dalam lambung kapal.
Sebanyak 23 penumpang dan 16 kru kapal dinyatakan selamat. Ada 2 orang merupakan Anak Buah Kapal (ABK) dinyatakan hilang dan ditemukan keesok harinya dalam keadaan tidak bernyawa, terjebak dalam deck kapal ferry.
Sementara pantauan media, dari 12 kendaraan yang teridentifikasi tenggelam, ada 8 kendaraan yang sudah dievakuasi, masing-masing 3 motor, 4 mobil dan 1 tronton plus kontainer. (dwn)