Astra Agro Kaltim bersama GAPKI Galakkan Program Sobat Sawit Goes to School

Berita, Daerah99 Dilihat

Kacamatanegeri.com, PPU– Industri kelapa sawit sering dipersepsikan negatif akibat isu lingkungan dan sosial, padahal kontribusinya terhadap pembangunan berkelanjutan di Indonesia sangat signifikan. Kurangnya pemahaman pelajar dan mahasiswa membuat industri ini sering disalahpahami, sehingga dibutuhkan edukasi yang menyasar generasi muda secara objektif.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) melalui Bidang Kampanye Positif, khususnya program kompartemen sektor pendidikan, menginisiasi kegiatan edukatif bertajuk Sobat Sawit (SoSwit) Goes to School di SMKN 3 Penajam Paser Utara (PPU), Selasa (19/8/2025).

Kegiatan ini melibatkan siswa dari beberapa sekolah di Kabupaten PPU, bekerja sama GAPKI Cabang Kalimantan Timur (Kaltim) dan didukung anggota GAPKI, yaitu PT Astra Agro Lestari Tbk. (AAL) melalui anak perusahaannya, PT Waru Kaltim Plantation (WKP) dan PT Sukses Tani Nusasubur (STN).

Ketua GAPKI Cabang Kaltim, Rachmat Perdana Angga, menekankan pentingnya kegiatan ini yang dimana masih banyak informasi yang salah kaprah tentang industri kelapa sawit. Ada yang melihat sawit hanya dari sisi negatifnya saja. Akan tetapi, faktanya sawit memiliki kontribusi besar terhadap lingkungan, sosial, dan pembangunan berkelanjutan.

“Edukasi seperti Sobat Sawit sangat penting untuk memberi pemahaman yang benar kepada generasi muda,” ucapnya.

Angga menyatakan, sawit tidak hanya soal perkebunan. Industri ini membuka lapangan kerja luas, menggerakkan UMKM, hingga berperan dalam energi terbarukan.

Terlebih lagi, kata Angga, berharap kegiatan hari ini memberi ruang bagi generasi muda mengekspresikan kreativitas dan ide-ide baru yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat.

“Karenanya, masa depan sawit ada di tangan generasi muda. Dari tangan kalian, limbah bisa menjadi berkah,” pungkas Angga.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I Provinsi Kalimantan Timur, Dr. Winarno, M.Pd, mengapresiasi kegiatan ini dan berharap bisa diperluas dengan kolaborasi lintas sekolah maupun instansi terkait.

“Program ini menjadi ruang literasi penting bagi siswa, apalagi didukung dengan lomba karya ilmiah. Kami sangat mendukung kegiatan positif seperti,”ujarnya.

Kepala SMKN 3 PPU, Nurlaili Sunawardhani, menyampaikan rasa terima kasihnya atas kepercayaan GAPKI dan dukungan yang diberikan.

“Banyak yang menilai sawit hanya dari sisi negatif, padahal industri ini memberikan kontribusi besar bagi ekonomi nasional, lingkungan, hingga peluang kerja. Melalui kegiatan ini, siswa belajar langsung dari narasumber kompeten mengenai praktik sawit berkelanjutan,” ujar Nurlaili.

Vice President Operasional area Kalimantan Timur, Januar Wahyudi, menekankan bahwa pendidikan vokasi memegang peran strategis dalam menyiapkan generasi muda yang siap bekerja di sektor sawit.

“Lulusan SMK adalah tenaga siap kerja. Mereka bisa menjadi entrepreneur maupun profesional. Dengan Indonesia menyumbang 58% produksi sawit global, peluang kerja di sektor ini sangat luas,” jelas Januar.

Januar menambahkan, kebutuhan tenaga kerja tidak hanya di perkebunan, tetapi juga operator pabrik, logistik, manajemen, hingga industri turunan seperti minyak goreng, sabun, biodiesel, dan kosmetik.

Maka dengan kurikulum SMK agribisnis yang selaras kebutuhan industri, lulusan memiliki keterampilan praktis dan siap bekerja tanpa harus menunggu jenjang pendidikan lebih tinggi.

Bahkan Sekolah vokasi mempersiapkan siswa untuk langsung terjun ke dunia kerja atau bahkan menjadi wirausahawan”

Sementara Bidang Kampanye Positif Komp. Pendidikan Dasar & Menengah GAPKI, Intan Nurcahayani, menyatakan bahwa hasil dari sawit ada di sekitar kita setiap hari.

“Banyak yang mengira sawit hanya jadi minyak goreng, padahal sabun, kosmetik, skincare, dan cokelat semuanya mengandung turunan sawit. Dan semua itu ada di sekitar kita,” ucapnya.

Bahkan menurutnya, keberadaan industri sawit membawa multiplier effect, dari perbaikan jalan hingga ekonomi masyarakat tumbuh.

“Tudingan bahwa sawit penyebab utama deforestasi dan kebakaran tidak selalu benar. Perusahaan menerapkan Zero Burning dan program konservasi,” katanya.

“Untuk itu generasi muda harus mampu menyaring informasi dan tidak mudah terpengaruh hoaks,” sambungnya.

Kegiatan ini juga diisi penyerahan bantuan berupa panel surya, instalasi hidroponik, dan bibit tanaman buah kepada SMKN 3 PPU.

Dari kegiatan semua pihak yang terlibat berharap, program ini dapat menumbuhkan generasi muda yang kreatif, peduli lingkungan, dan mampu memanfaatkan peluang di industri kelapa sawit. (*/dwn)