UKW dan Profesionalisme Jurnalis (2)

Artikel48 Dilihat
banner 468x60

DALAM pelaksanaan UKW, kami dibagi dalam beberapa kelompok. Kelompok saya ada 6 wartawan. Dengan penguji Achmad Shabab selaku Sekjen PWI Kaltim.

Dihari pertama, seluruh peserta mengikuti pembukaan terlebih dahulu.
Ketua PWI Kaltim, Abdurrahman Amin dan Ketua Lembaga Uji Kompetensi Wartawan Pikiran Rakyat, bergantian memberikan sambutan. Juga tidak ketinggalan Senior Analis Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Kalimantan-Sulawesi, Andi Irmawati. Dan tentu saja Kadiskominfo Kaltim seperti yang saya sebut di atas.

banner 336x280

Usai pembukaan, peserta langsung dihadapkan ujian. Dalam UKW jenjang Muda, saya berusaha mengingat materi-materi mendasar seperti memahami Undang-Undang Pers, menguasai kode etik jurnalistik (KEJ), dan mengetahui berbagai macam pedoman peliputan seperti Pedoman Peliputan Ramah Anak (PPRA).

Begitu pula materi lain: seperti mencari bahan liputan, wawancara dalam konferensi pers, wawancara doorstop atau wawancara cegat, wawancara tatap muka, menulis berita, menyiapkan isi rubrik dan membangun jejaring dengan para narasumber. Plus satu tambahan materi uji yakni memahami cara kerja platform digital.

Setiap mata uji harus ditempuh para peserta dalam waktu yang terbatas. Selain pengetahuan, wawasan, dan praktik kerja sehari-hari, peserta juga dituntut sigap dan cepat dalam menyelesaikan setiap materi uji.

“Waktu 10 menit lagi, ayo cepat!” kata-kata penguji itu yang tidak pernah peserta inginkan karena selalu bikin serba buru-buru.

Tiap peserta harus menargetkan nilai yang tinggi karena berdasarkan ketetapan UKW setiap materi ujian harus mencapai minimal nilai 70. Jika ada satu saja dari 11 materi ujian yang nilainya di bawah 70, maka peserta akan dinyatakan tidak lulus atau belum kompeten.

Baca Juga :  Rencana Bisnis Koperasi Merah Putih di PPU Masih Bimbang

Syarat inilah yang membuat semangat peserta semakin terpacu. Meskipun tidak sedikit pula peserta yang terlihat tenang. Mungkin mereka tidak mau terbebani dengan target-target tersebut. Tenang itu memang susah ditebak.

Ringkasnya, satu persatu materi telah dilalui. Mulai dari dari hari pertama hingga hari kedua. Materi Uji Membangun Jejaring yang sangat menantang, peserta UKW harus berhasil menghubungi narasumber dari 20 daftar narasumber yang ditetapkan beserta nomor kontak masing-masing yang diserahkan kepada penguji.

Saya sebenarnya menyiapkan 30 kontak narasumber. Mulai dari walikota, anggota DPRD, kepala dinas dan forkopimda, ketua partai, ketua ormas, pelaku UMKM, bidang olahraga dan tokoh masyarakat.

Pada akhirnya saya diminta untuk menghubungi dan wawancara Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud. Alhamdulillah, ditengah kesibukannya, orang nomor satu di Balikpapan ini mengangkat telpon dari saya.

Saya pun langsung menanyakan terkait sejauh mana “Janji Politik” Walikota hingga saat ini.

Dengan tegas, Walikota menyampaikan sampai saat ini telah menjalankan BPJS Kesehatan Gratis, Seragam Sekolah Gratis dan pembangunan infrastrutur. Salah satu yang paling getol mengatasi masalah banjir.

Saya sendiri merasa masalah banjir harus lebih diperhatikan. Maklum saya tinggal di daerah yang jadi langganan banjir. Tepatnya di jalan MT. Haryono, Kelurahan Damai Bahagia. Dan selalu menjadi korban ketika banjir datang.

Untuk BPJS gratis saya masih belum menikmati usai terkena PHK pada Oktober 2024 silam, masih dalam pengurusan BPJS mandiri menuju BPJS Gratis. Sedangkan untuk seragam sekolah gratis, anak saya sudah menikmatinya di sekolah. Di jenjang SD dan SMP.

Baca Juga :  Optimalisasi Pemanfaatan Limbah Peternak, Jadi Proker Mahasiswa KKN-T Unhas di Desa Tinco, Soppeng

Dalam UKW ini, dari awal saya disodorkan topik liputan ekonomi. Saya pun mengambil tema terkait maraknya penjual kopi keliling di Balikpapan. Atau biasa dikenal dengan starling.

Di hari terakhir ujian, tepatnya sebelum masuk sesi pengumuman, peserta dipanggil satu per satu menghadap penguji untuk memperoleh umpan balik (feed back) dari penguji masing-masing serta dinyatakan kompeten atau tidak.

Alhamdulillah, saya dinyatakan kompeten. Antara senang dan sedikit sedih. Karena saya dinyatakan kompeten melalui media yang baru lahir. Yang punya tagline Sebar Kabar Bermakna. Bukan dari media yang mengajarkan saya menjadi seorang wartawan.

Terakhir, mengutip kata penguji Achmad Shahab yang juga dipertegas dalam sambutannya dihari terakhir UKW.

“Semangat menjadi wartawan, teruslah menyebar informasi sesuai kaidah norma yang berlaku. Jangan pernah puas dengan raihan yang diraih. Karena secara garis besar, tiap jenjang yang diraih bukan berada di garis finish, namun menjadi start awal dan tantangan baru untuk semakin belajar dalam menjalankan tugas jurnalistik”. (*)

banner 336x280