UKW dan Profesionalisme Jurnalis (1)

Artikel53 Dilihat
banner 468x60

DEWAN Pers mewajibkan seluruh wartawan di Indonesia mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW). Sebagai bukti kualifikasi dan profesionalitas wartawan di mata publik.

Pekan kemarin, saya dan puluhan teman yang berprofesi sebagai jurnalis dari beberapa media di Kalimantan Timur (Kaltim) plus 1 dari Kalimantan Barat (Kalbar), mengikuti UKW yang di selenggarakan PWI Kaltim bersama dengan Lembaga Uji Kompetensi Pikiran Rakyat.

banner 336x280

Memang suka tidak suka, UKW menjadi keharusan bagi seorang wartawan dalam menggeluti profesinya. Karena disini wartawan akan diuji kemampuannya dalam menjaga kualitas jurnalisme, serta dinilai profesionalisme nya sebagai seorang wartawan.

“Hebat dalam ilmu, hebat dalam keterampilan, tapi kalau etikanya tidak ada, tidak ada artinya,” ujar Kadiskominfo Kaltim Muhammad Faisal. Yang hadir dan memberikan beberapa patah kata smbutan.

“Etika adalah cerminan dari profesionalisme, dan psikologi komunikasi menjadi penting agar wartawan bisa memahami narasumber dengan baik serta menyampaikan informasi secara tepat dan berimbang,” katanya lagi.

Ia memang sangat tegas meminta agar aspek etika harus menjadi pondasi utama yang harus ditunjukkan wartawan meski pengetahuan dan keterampilan sudah baik.

Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim memang sangat mendukung kegiatan ini. Termasuk juga Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) serta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas).

Pelaksanaan UKW Kaltim Angkatan 39 ini berlangsung selama empat hari. Dua hari, 8-9 September 2025 untuk gelombang pertama. Dilanjutkan, 10-11 September 2025 untuk gelombang kedua.

Baca Juga :  Rencana Bisnis Koperasi Merah Putih di PPU Masih Bimbang

Jadwal ini molor dari semula yaitu 2-3 September lalu. Imbas dari demonstrasi di Jakarta dan kota-kota besar lainnya.

Ada 11 mata ujian yang diujikan oleh penguji untuk tingkatan Muda dan Madya. Serta 10 mata ujian untuk tingkatan Utama. Untuk jumlah wartawan yang mendaftar dalam dua gelombang sebanyak 59. Namun saat pelaksanaan jumlah yang hadir hanya 57 peserta.

Ada tiga jenjang kompetensi yang diujikan. Pertama adalah Jenjang Muda. Yaitu untuk para wartawan yang setiap hari turun ke lapangan dan menulis berita. Yang berikutnya adalah jenjang Madya untuk redaktur. Dan terakhir adalah jenjang Utama. Yang khusus untuk redaktur pelaksana dan pemimpin redaksi.

Karena baru mengikuti, maka otomatis saya mengambil yang jenjang Muda. Saya juga lupa kenapa dulu tidak ikut dari awal. (*)

banner 336x280