TPA Buluminung Penuh, DLH PPU Siapkan TPST Berteknologi

Advertorial, Berita112 Dilihat

KACAMATANEGERI.COM, PPU – Sekira dua tahun ke depan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Buluminung akan penuh, satu-satunya fasilitas pembuangan sampah di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), diperkirakan akan mencapai kapasitas maksimal dalam kurun waktu dua tahun ke depan.

Mengatasi ancaman krisis lingkungan ini, Pemkab PPU melalui DLH bergerak cepat mengusulkan pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang baru.

Langkah ini sejalan dengan kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup yang tidak lagi merekomendasikan TPA konvensional, melainkan mendorong fasilitas pengolahan sampah terpadu dan modern.

Kepala DLH PPU, Safwana, memastikan bahwa proses perencanaan teknis, atau Detail Engineering Design (DED), untuk TPST ini hampir rampung.

“Persyaratan kita sudah lengkap, hanya tinggal menunggu DED berproses untuk diajukan ke Kementerian,” kata Safwana, Kamis (20/11/2025).

Dokumen DED ini menjadi kriteria kunci terakhir dari total 16 persyaratan yang diminta Dinas PU. DLH PPU menargetkan DED dapat selesai dan segera dilaporkan ke Kementerian Lingkungan Hidup pada minggu depan. Persetujuan dari pemerintah pusat sangat krusial agar proyek pembangunan TPST berteknologi ini dapat direalisasikan.

Kondisi TPA Buluminung saat ini yang hanya berfungsi sebagai tempat penampungan akhir, tanpa pengolahan yang signifikan, menjadi alasan utama percepatan pembangunan TPST. Dengan volume sampah yang terus meningkat, model TPA sudah tidak berkelanjutan.

TPST yang diusulkan ini menandai transformasi fundamental dalam penanganan sampah PPU akan dilengkapi dengan teknologi modern untuk mengolah sampah secara terpadu. Fasilitas ini mencakup proses pemilahan, daur ulang, hingga potensi pengolahan sampah menjadi produk turunan yang bernilai ekonomis.

“Untuk menentukan teknologi yang paling tepat, DLH PPU telah melakukan studi banding pengelolaan sampah ke berbagai lokasi di Jawa. TPST bangunan baru, di dalamnya ada teknologi segala macam, ada proses persampahan yang diolah mau jadi apa, ada beberapa alternatif nanti dilihat pada saat paparan akhir konsultan. Teknologi apa yang dipilih, itu yang akan ditentukan,” pungkas Safwana. (Adv)