Terdata 65 Persen Kasus Malaria di Perbatasan PPU dan Paser

Berita, Daerah48 Dilihat
banner 468x60

KACAMATANEGERI.COM, PENAJAM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mencatat tren positif dalam penekanan kasus malaria di Benuo Taka. TercatatĀ  137 kasus hingga September 2025.

Pejabat Fungsional Pengelola Penanggulangan DBD dan Malaria Dinkes PPU, Harjito Ponco Waluyo, mengatakan, Dinkes berhasil menjaga agar tidak terdapat korban jiwa akibat penyakit ini, sekaligus menunjukkan penurunan kasus yang signifikan dalam 3 tahun terakhir.

banner 336x280

“Hingga September ini, kasus malaria di PPU terbilang rendah dengan 137 kasus,” kata Ponco, biasa disapa, Kamis (25/9/2025).

Meski angka kasus di PPU terkendali, berdasarkan data 65 persen dari kasus merupakan kasus impor. Wilayah Benuo Taka berbatasan langsung dengan daerah endemis tinggi, yakni Desa Muara Toyu, Kecamatan Longkali, Kabupaten Paser.

Dimana para perambah hutan yang sulit dikoordinir dan memilih mengakses pengobatan terdekat ke Puskesmas Sotek PPU, menjadi penyumbang utama.

Kasus impor dari kelompok ini, yang berhasil dideteksi oleh kader Migrant Mobile Population (MMP), terdata setidaknya 15 kasus di PPU.

“Saat ini PPU dalam status endemis sedang. Kami menargetkan API (Annual Paracit Incident) sebesar 0,68 hingga akhir 2025, yang berarti menekan angka kasus malaria kurang dari 1 persen per 1.000 penduduk berisiko,” jelasnya.

Penurunan drastis kasus malaria dalam kurun waktu 2022-2024 menunjukkan keberhasilan upaya intensif yang dilakukan Dinkes PPU dan para kader di lapangan. Pada tahun 2022, kasus tercatat mencapai 1.228, melonjak sedikit menjadi 1.315 pada 2023, dan kemudian anjlok ke 558 kasus pada 2024. Angka 137 kasus hingga September 2025 memperkuat harapan bahwa tren penurunan akan terus berlanjut.

Baca Juga :  Padukan Pengalaman dan Inovasi, Paslon ANDA Dapat Dukungan Penuh Rusmadi Wongso

Berbagai upaya pencegahan telah digencarkan, antara lain; pembagian kelambu massal fokus sebanyak 64.500, pemberian obat preventif kepada 800 pekerja hutan, kemudian penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan pelatih kader untuk proyek-proyek baru, termasuk di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Serta melakukan survei rutin dan penaburan larvasida,” pungkas Ponco. (ym/d1)

banner 336x280