Sektor Pertanian PPU Bakal Gagal Capai Indeks Pertanaman

Berita, Daerah31 Dilihat
banner 468x60

Kacamatanegeri.com, PPU – Sektor pertanian di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) berpotensi gagal mencapai target Indeks Pertanaman (IP) 2,5 pada tahun ini. Target itu mengacu pada frekuensi tanam dan panen sebanyak 2,5 kali dalam setahun di lahan yang sama.

Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten PPU, Gunawan, menyatakan pesimismenya. “Target IP 2,5 saya yakin itu enggak tercapai,” ucap Gunawan, beberapa hari lalu.

banner 336x280

Menurut Gunawan, data sementara hingga awal Agustus menunjukkan angka IP baru mencapai 1,84. Angka ini berasal dari masa tanam (MT) 1 dan MT 2. Kondisi ini membuat target 2,5 mustahil tercapai.

Gunawan menjelaskan, penyebab utama kegagalan ini adalah masa tanam yang tidak berjalan sesuai kalender. Seharusnya saat ini sudah memasuki MT 3, namun para petani masih dalam proses panen MT 2.

“Musim tanam sudah lewat. Seharusnya saat ini memasuki MT 3 2024-2025. Namun, Agustus baru mulai panen, sudah ketinggalan,” jelasnya.

Ia menambahkan, tidak mungkin mengejar waktu panen yang hanya tersisa kurang dari tiga bulan. Padahal, tanaman padi memerlukan waktu sekitar empat bulan dari tanam hingga panen. Berdasarkan kalender tanam, MT 1 seharusnya dimulai pada Oktober, MT 2 pada Februari, dan MT 3 pada Juni.

Faktor lain yang menyebabkan kegagalan ini adalah sebagian besar petani belum berpedoman pada kalender tanam IP 300. IP 300 merupakan program untuk meningkatkan produktivitas dengan menanam padi tiga kali dalam setahun di lahan yang sama.

Baca Juga :  Pemkab PPU Sambut Kedatangan Tim JICA untuk Proyek Investasi

“Kalau IP 300 sudah bisa dijadikan patokan, sehingga MT 1 dapat dimulai Oktober, November, Desember, dan Januari. Kemudian MT 2 pada Februari sampai Mei, dan MT 3 pada Juni, Juli, Agustus, September,” tutur Gunawan.

Gunawan mencontohkan, MT 1 tahun 2024/2025 sudah dimulai sesuai kalender, yakni Oktober hingga Januari. Namun, saat memasuki MT 2 yang seharusnya dimulai Februari, terjadi keterlambatan tanam. Petani masih terjebak pada pola lama, yaitu mendiamkan lahan selama sekitar dua bulan setelah panen sebelum memulai tanam kembali.

“Kenyataannya, tanam baru dimulai pada April dan Mei. Akhirnya kita tidak bisa mengejar target IP 2,5,” tutup Gunawan. (yam/d1)

banner 336x280