Sekda PPU Buka Sosialisasi Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial 2025

Berita, Daerah23 Dilihat

Kacamatanegeri.com, PPU– Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menggelar Sosialisasi Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) Tahun 2025 di Aula Lantai III Kantor Bupati PPU, Senin (11/8/2025).

Sekretaris Daerah (Sekda) PPU, Tohar didaulat membuka kegiatan yang diikuti perwakilan satuan kerja perangkat daerah (SKPD), pemerintah desa dan kelurahan se-PPU.

Dalam sambutannya, Tohar menekankan pentingnya dua aspek yang menjadi fokus kegiatan, yakni transformasi dan inklusi sosial.

Transformasi menurutnya, adalah perubahan dari kondisi saat ini menuju kondisi yang lebih baik dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, sementara inklusi sosial berarti memberikan kesempatan yang sama bagi semua pihak untuk berpartisipasi dan memperoleh manfaat.

“Perpustakaan tidak hanya menjadi tempat menumpuk bahan bacaan atau membaca buku, tetapi juga dapat menjadi pusat pemberdayaan masyarakat, seperti pelatihan keterampilan dan akses informasi yang bermanfaat,” ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya pengelolaan arsip yang baik, khususnya di tingkat desa dan kelurahan, sebagai bagian dari tata kelola pemerintahan yang tertib.

Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip PPU, Muhammad Yusuf Basra, dalam laporannya menjelaskan sejumlah dasar hukum dan tujuan pelaksanaan kegiatan.

Menurutnya, sosialisasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan stakeholder perpustakaan desa dan kelurahan terkait konsep TPBIS, mendorong komitmen pemerintah desa/kelurahan dalam pengembangan perpustakaan sebagai pusat kegiatan masyarakat, serta menciptakan kolaborasi antara pemerintah desa, kelurahan, perpustakaan, dan masyarakat.

Dia mengatakan bahwa kegiatan tersebut diikuti 104 peserta, terdiri perwakilan SKPD, dari kepala desa, lurah, dan pengelola perpustakaan desa/kelurahan.

“Narasumber kegiatan ini berasal dari Dinas Perpustakaan Kota Balikpapan yang akan berbagi pengalaman tentang implementasi transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial di wilayahnya,” ujarnya.

Dia juga berharap dengan adanya sosialisasi tersebut, diharapkan perpustakaan di PPU dapat bertransformasi menjadi ruang inklusif yang tidak hanya menyediakan bahan bacaan, tetapi juga menjadi pusat inovasi, pembelajaran, dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan. (hms6ppu/dwn)