Ribuan Botol Miras dan WTS Pendatang Terjaring Operasi Gabungan Satpol PP PPU

Berita, Daerah7 Dilihat
banner 468x60

KACAMATANEGERI.COM, PPU – Peningkatan aktivitas penyakit masyarakat (Pekat) di Penajam Paser Utara (PPU) seiring pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) mulai terkonfirmasi.

Dalam operasi gabungan Cipta Kondisi yang digelar Satpol PP Kalimantan Timur (Kaltim) dan PPU, personel menyita ribuan botol minuman keras (Miras) dan menjaring puluhan terduga pelaku Pekat.

banner 336x280

Operasi yang berlangsung intensif pada 4 hingga 6 Desember 2025 dengan menyisir empat kecamatan di PPU ini, menyasar sejumlah tempat hiburan, kafe, lapak tuak, hingga penginapan.

Kepala Bidang (Kabid) Ketentraman dan Ketertiban Umum (Trantibum) Satpol PP Kaltim, Edwin Noviansyah Rachim, merinci hasil operasi terutama terkait skala peredaran miras.

Total 1.518 botol miras berbagai merek, dengan kadar alkohol bervariasi 5 persen hingga 15 persen Miras disita dari tempat hiburan, lapak tuak, hingga lokasi kopi pangku. Kemudian 10 orang Wanita Tuna Susila (WTS) dan 4 pasangan bukan suami istri yang bukan berdomisili PPU.

Adapun yang ikut ditemukan 14 alat kontrasepsi, 10 buah pelumas, dan sebilah senjata tajam jenis badik yang diamankan dari pengunjung tempat biliar. Katanya, WTS yang terjaring diidentifikasi sebagai pendatang dari luar Pulau Kalimantan, termasuk dari Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Edwin Noviansyah Rachim secara terbuka mengakui bahwa lonjakan Pekat dan peredaran miras dan prostitusi, memiliki keterkaitan erat dengan di balik megahnya proyek pengerjaan IKN yang saat ini terus berjalan.

Baca Juga :  Sidak RSUD RAPB, Wakil Bupati PPU Imbau Dahulukan Tindakan Medis, Baru Administrasi

“Masalah ini sudah terjadi atau belum adanya IKN, jauh sebelum ini sudah ada. Cuma semakin meningkat dan menjamur setelah adanya IKN,” ucapnya, Sabtu (6/12/2025).

Ia menyebut, masuknya pekerja dari luar daerah turut membawa serta peningkatan masalah sosial, termasuk peningkatan prostitusi yang dilakukan oleh para pendatang. Dirinya tidak menampik adanya indikasi bahwa penyewa jasa esek-esek yang terjaring berasal dari kalangan pekerja IKN.

Sementara itu, Kabid Trantibum Satpol PP Kabupaten PPU, Rahmadi, menambahkan operasi kali ini difokuskan pada peredaran miras. Meski temuan WTS pada operasi ini relatif minim, Rahmadi mengungkapkan data internal Satpol PP PPU pada Juli 2025 mencatat adanya 93 orang WTS di wilayah tersebut, menunjukkan bahwa masalah prostitusi di Benuo Taka tetap menjadi isu krusial.

“Monitoring akan terus kami lakukan, sekaligus dengan evaluasi dari operasi gabungan yang kami laksanakan,” tambah Rahmadi. (ad)

banner 336x280