KACAMATANEGERI.COM, PENAJAM – Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) kini memiliki identitas baru, yakni Gerbang Nusantara. Logo dan tagline ini secara resmi diluncurkan oleh Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Rudy Mas’ud, bersama Bupati PPU, Mudyat Noor, di Universitas Gunadarma, Rabu (17/9/2025) malam.
Identitas baru ini menggantikan branding sebelumnya, “Serambi Nusantara,” yang kini tidak lagi berlaku. Penguatan status baru ini diperkuat dengan diterbitkannya Peraturan Bupati (Perbup) PPU Nomor 33 Tahun 2025.
Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud mengatakan, perubahan ini bukan sekadar simbol, melainkan strategi jangka panjang yang selaras dengan perpindahan ibu kota negara (IKN) ke Kaltim.
“Gerbang Nusantara menegaskan bahwa PPU ingin dikenal sebagai pintu gerbang peradaban baru dengan karakteristik budaya, potensi, dan harapan masyarakatnya,” katanya.
Hal senada juag disampaikan Bupati PPU, Mudyat Noor. Ia menyebut Gerbang Nusantara sebagai wujud semangat baru dan tekad PPU untuk menjadi bagian penting dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045. Menurutnya, logo dan tagline ini mengandung makna ganda: sebagai pintu yang terbuka dan pintu yang menjaga.
“Sebagai pintu yang terbuka, PPU menyambut arus perubahan, investasi, kolaborasi, dan kemajuan. Sebagai pintu yang kokoh, PPU menjaga nilai, budaya, sumber daya, serta kesejahteraan masyarakat agar pembangunan dapat dirasakan oleh semua,” jelas Mudyat.
Untuk mewujudkan peran besar PPU sebagai Gerbang Nusantara, Mudyat menegaskan tiga pilar utama yang harus dipastikan. Yakni, kesiapan Infrastruktur, memastikan PPU memiliki fasilitas yang memadai untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan, serta kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
“Meningkatkan SDM agar mampu bersaing dan memanfaatkan peluang yang ada. Kemudian keberlanjutan ekonomi dan lingkungan guna memastikan pembangunan berjalan seiring dengan pelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat,” sebutnya.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya tata kelola pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan berbasis digital untuk pelayanan publik yang lebih cepat dan responsif. “Kita harus menjadikan PPU sebagai contoh daerah yang mampu memanfaatkan peluang pembangunan nasional tanpa meninggalkan nilai-nilai lokal dan budaya,” pungkas Mudyat. (yam)