KACAMATANEGERI.COM, PPU – Sebuah potensi wisata alam tersembunyi yang menjanjikan akhirnya terkuak di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). “Hidden Gem” yang dimaksud adalah Sungai Batu yang berlokasi di Kelurahan Riko, Kecamatan Penajam.
Sungai ini langsung menarik perhatian warga lokal dan Pemkab PPU karena kemiripannya dengan formasi sungai batu ikonik yang terkenal di Loksado, Kalimantan Selatan menjadikannya aset potensial yang siap dijual sebagai destinasi ekowisata baru di Benuo Taka.
Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata dan Pemasaran Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten PPU, Juzlizar Rakhman, mengungkapkan antusiasmenya terhadap temuan ini, namun mengakui bahwa eksplorasi masih menghadapi tantangan.
“Ini rencana mau ke sana mau melihat. Kita di sini tidak pernah punya sungai batu, seperti di Loksado, Kalsel. Hanya kita belum lihat sepenuhnya,” kata Juzlizar, Selasa (2/12/2025).
Juzlizar menceritakan, upaya eksplorasi awal tim Disbudpar sempat terhambat karena minimnya informasi jalur yang pasti, yang saat ini masih sebatas informasi dari mulut ke mulut.
“Rencana mau eksplorasi tapi tersesat. Karena user-nya (pemberi informasi) tidak tahu juga, hanya sebatas informasi. Jadi kami keluar kembali,” tambahnya.
Meskipun aksesnya sulit, informasi awal menguatkan potensi kawasan ini. Selain Sungai Batu, area di atas Silkar yang mengarah ke Melak Bongan juga dikenal kaya akan formasi sungai batu dan riam (air terjun) yang menjanjikan wisata air.
Namun, daya tarik kawasan ini tidak berhenti pada pemandangan air. Kawasan Sungai Batu Riko juga merupakan habitat penting bagi satwa liar, termasuk burung endemik ikonik Kalimantan, Burung Enggang.
Pihak Disbudpar PPU berharap, eksplorasi lanjutan dapat segera memetakan lokasi secara pasti dan membuka akses. Tujuannya jelas: menjadikan Sungai Batu di Kelurahan Riko sebagai salah satu hidden gem andalan wisata alam di PPU, yang akan menjadi penyangga pariwisata bagi Ibu Kota Nusantara (IKN).
Juzlizar menutup dengan optimisme bahwa pembangunan IKN tidak akan menggerus keindahan alam dan keanekaragaman hayati yang ada.
“Seiring dengan pembangunan dan kehadiran IKN, keindahan alam dan keanekaragaman hayati, seperti populasi burung Enggang, tidak akan menghilang,” tutupnya. (Adv)
