Musim Angin Selatan di PPU, Jangan Khawatir Paceklik Ikan

Advertorial, Daerah107 Dilihat
banner 468x60

KACAMATANEGERI, PENAJAM – Pasokan ikan laut tangkap nelayan di perairan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dipastikan berkurang, seiring memasuki angin musim selatan yang diprediksi hingga Oktober mendatang.

Selain gelombang tinggi, cuaca ekstrem juga terjadi saat musim angin selatan. Kondisi ini membuat nelayan kesulitan untuk melaut. Situasi itu pasti setidaknya berdampak pada paceklik ikan di pasar.

banner 336x280

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Tangkap dan Perizinan Dinas Perikanan Kabupaten PPU, Lomo Sabani, tak menampik terjadinya penurunan jumlah ikan laut yang beredar di pasar.

“Sekira 50 persen nelayan memilih tak turun melaut selama musim angin selatan,” kata Lomo, Rabu (16/7/2025).

Nelayan memilih menepikan perahunya yang mana berpengaruh pada ketersediaan hasil ikan tangkap di pasar. Namun, dikatakan Lomo, kondisi itu tak begitu berikan dampak besar akan pemenuhan lauk dari varietas biota laut, sehingga masyarakat tak perlu khawatir.

“Sebab masih ada kiriman (ditopang) dari daerah lain untuk Kabupaten PPU, seperti Mamuju, Balikpapan dan Bontang,” terang dia.

Dirinya menjamin pasokan ikan di wilayah yang memiliki 4 kecamatan ini tetap aman. Selain mengharapkan pasokan dari luar daerah, suplai dari pembudidaya ikan air tawar juga sangat membantu saat musim angin selatan.

“Masih ada suplai dari budidaya perikanan. Sehingga enggak mempengaruhi konsumsi ikan di Kabupaten PPU,” sebut Lomo.

Selama musim angin selatan dengan kondisi laut yang tak bersahabat, dia mengimbau jika tetap mencari ikan atau memutuskan melaut, nelayan diminta untuk memperhatikan keamanan yakni cukup di tepi pantai.

Baca Juga :  Tidak Menumpang Lagi, 5 Posko Damkar di PPU Segera Terwujud

“Kalau untuk rengge ikan atau memancing di pinggir laut masih bisa,” terangnya.

Meski tak dapat melaut, dirinya optimistis masih dapat sintas untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Musabab, musim angin selatan terjadi setiap tahun dan pasti nelayan telah mempunyai pekerjaan sampingan sementara.

“Masih bisa survive (bertahan hidup, Red), yakni nelayan sebagian ada pekerjaan tambahan seperti bertani ataupun budidaya,” tandas Lomo. (adv/yam)

banner 336x280