Hadapi Tantangan Global, Pendidikan Karakter Jadi Mata Pelajaran Tambahan di PPU

Berita, Daerah57 Dilihat

KACAMATANEGERI.COM PENAJAM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara (PPU) mengambil langkah strategis untuk membentengi generasi muda dari dampak negatif perkembangan zaman.

Melalui Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora), pendidikan karakter akan dijadikan mata pelajaran tambahan yang wajib dimulai pada tahun ajaran 2025/2026.

Program ini dirancang untuk dilaksanakan setiap pagi sebelum jam pelajaran pertama dimulai, menanamkan kebiasaan baik sebagai fondasi utama.

“Pendidikan karakter dimulai sebelum mata pelajaran pertama,” tegas Bupati PPU, Mudyat Noor, usai memimpin Forum Group Discussion (FGD) Pendidikan Karakter di Graha Pemuda, Kecamatan Penajam, Jumat (12/9/2025).

Dalam forum yang dihadiri oleh seluruh kepala sekolah dari jenjang PAUD hingga SMP se-Kabupaten PPU, Bupati Mudyat Noor memaparkan bahwa esensi dari program ini adalah pembiasaan.

Menurutnya, karakter tidak bisa diajarkan hanya melalui teori, tetapi harus dipraktikkan setiap hari hingga menjadi kebiasaan.

“Fokusnya pada pembiasaan sederhana namun fundamental. Bagaimana adab seorang anak saat bertemu dengan guru dan orang yang lebih tua, bagaimana guru memerankan dirinya sebagai orang tua di sekolah, serta bagi pelajar Muslim, diwajibkan untuk memulai hari dengan mengaji,” jelasnya.

Mudyat menekankan, investasi pada pendidikan karakter sejak usia dini adalah kunci untuk membentuk mental generasi yang tangguh. Ia memandang para pelajar saat ini sebagai fondasi yang akan menentukan wajah Kabupaten Penajam Paser Utara di masa depan, terutama sebagai salah satu daerah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Bagaimana nasib Penajam Paser Utara ke depannya ditentukan oleh anak-anak kita hari ini. Inilah dasar utama kami mewajibkan semua sekolah menerapkan pendidikan karakter sebelum memulai pembelajaran formal,” ungkap Mudyat.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa penguatan karakter akan memberikan dampak positif jangka panjang. Anak-anak yang memiliki mental kuat dinilai akan lebih siap menghadapi persaingan global yang semakin ketat. Di sisi lain, mereka juga akan lebih bijak dalam menyaring gelombang informasi masif di media sosial yang berpotensi merusak.

“Informasi yang beredar melalui medsos tentu sangat mempengaruhi mental anak-anak. Dengan karakter yang kuat, mereka bisa memilah mana yang baik dan buruk,” ucapnya.

Melalui kegiatan pembiasaan seperti mengaji, lanjut Mudyat, nilai-nilai religius, cinta tanah air, dan kedisiplinan akan tertanam secara alami. Ia juga mengingatkan para pengajar untuk menjadi suri tauladan.

“Guru harus memberikan contoh nyata, menjadi teladan yang baik dalam ucapan dan perilaku,” ungkap Mudyat. (ym/d1)