DLH PPU Imbau Pengembangan Hutan Kerangas Jadikan Taman Kota Edukasi Melalui CSR

Advertorial, Berita344 Dilihat
banner 468x60

Kacamatanegeri.com, PENAJAM– Kepala Bidang (Kabid) Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Rochmat Agus Purwanto menyatakan, dokumentasi Hutan Kerangas sudah selesai sejak turunnya Surat Edaran (SE) terkait efisiensi anggaran di 2025.

Selanjutnya hutan kota yang terletak di belakang Kantor Bupati, Km 9 Nipah-Nipah, Kecamatan Penajam, diusulkan menjadi taman kota edukasi melalui Dana Corporate Social Responbility (CSR) dari perusahaan yang ada di PPU.

banner 336x280

“Hutan kerangas itu dokumennya sudah selesai, karena melihat ada efisiensi anggaran kemarin, jadi tinggal tahap pencetakan,” ujar Agus, kepada media, Rabu (11/6/2025).

Agus menjelaskan, pemasangan barcode sudah dilakukan untuk sekitar 600 jenis pohon, kemudian 36 jenis anggrek dan 30 jenis mamalia yang hidup di kawasan hutan kota.

“Harapannya PT Pertamina melalui CSR untuk mengembangkan hutan kota sebagai taman wisata,” harapnya.

Agus menerangkan, jenis tumbuhan yang terdapat di hutan kota tersebut didominasi tumbuhan jenis anggrek.

“Jenis tanamannya ada sekitar 600 yang diberi barcode dan seluruhnya bahasa latin. Tanaman anggrek yang dominan,” paparnya.

Selain itu juga terdapat hewan mamalia seperti babi hutan kemudian burung jalak ular dan masih banyak lagi.

“Yang kemarin hasil penelitian dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dan Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPSILHK) Samboja,” ungkapnya.

Dari Disperkim Taman Kota Dikelola Langsung DLH

Baca Juga :  Untuk Penguatan SDM dan Inovasi, Pemkab PPU Jalin Kerja Sama dengan BIM University Bali

Agus menambahkan, bahwa nomenklatur pengurusan hutan dan taman kota tersebut kedepannya akan dipindahkan dari Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperkim) dan selanjutnya akan ditangani DLH.

“Untuk perawatan tahun depan pemindahan nomenklaturnya oleh DLH” terangnya.

“Dan nanti akan dimintakan dana CSR dari pihak ketiga yaitu perusahaan untuk bisa mengembangkan hutan kota itu menjadi taman edukasi,” sambungnya.

Agus menyebutkan, berdasarkan peta total luas lahan kota tersebut mencapai 19,6 hektar, itu berdasarkan hasil riset dari BPISLHK Samboja dan BRIN.

“Yang pasti hutan kota nanti akan dibangun menara pantau karena bersinggungan dengan daerah rawan kebakaran hutan dan lahan warga,” tutupnya. (*/ant/dwn/adv)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *