Kacamatanegeri.com, PENAJAM – Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menargetkan produksi ikan tangkap sebesar 6.700 ton pada tahun 2025. Selain itu juga mendukung gerakan budidaya ikan air tawar sebagai upaya diversifikasi produksi perikanan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Tangkap dan Perizinan, Diskan PPU, Lomo Sabani, menyampaikan bahwa produksi ikan tangkap nelayan di PPU mengalami peningkatan sepanjang tahun 2024. Target awal sebesar 6.500 ton berhasil terlampaui dengan capaian 6.600 ton. Ia optimistis produksi tahun 2025 dapat meningkat hingga lebih dari 6.700 ton.
“Tahun lalu target kita 6.500 ton, ternyata produksi mencapai 6.600 ton. Tahun ini, target kita naikkan 1 hingga 2 persen menjadi sekitar 6.700 ton. Biasanya sih tercapai, bahkan seperti tahun sebelumnya ada kelebihan sekitar 100 ton,” ujarnya, pada Kamis (6/2/2025).
Menurut Lomo, peningkatan produksi ikan tangkap berdampak positif terhadap perekonomian nelayan di PPU. Berbagai jenis ikan tangkap yang dihasilkan memiliki nilai jual yang menguntungkan.
“Kalau produksi tinggi atau melimpah, harga memang sedikit turun. Tapi karena jumlah yang terjual lebih banyak, Insya Allah pendapatan nelayan tetap meningkat,” ungkapnya.
Lomo juga mengungkapkan bahwa tiga komoditas unggulan hasil tangkapan laut di PPU adalah ikan layang, ikan tongkol, dan ikan gembung, yang produksinya masih stabil.
“Setiap tahun hampir tidak berubah, jenis ikan yang dominan ya tetap tongkol, layang, dan gembung,” jelasnya.
Untuk menjaga kestabilan produksi ikan laut, Dinas Perikanan PPU terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar mulai beralih mengonsumsi ikan budidaya air tawar. Menurutnya, ikan air tawar memiliki nilai gizi yang tidak kalah dibandingkan ikan laut.
“Kemarin kami ada pertemuan dengan Kepala Dinas, dan beliau membahas upaya pergeseran konsumsi ikan. Stok ikan tangkap semakin berkurang, sehingga perlu mendorong masyarakat agar lebih tertarik pada ikan budidaya air tawar,” imbuhnya.
Namun, Lomo mengakui bahwa mengubah kebiasaan masyarakat dari konsumsi ikan laut ke ikan air tawar membutuhkan waktu. Terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah pesisir.
“Kultur masyarakat kita memang berpengaruh. Di sini orang lebih suka ikan laut dibandingkan ikan air tawar. Tapi sekarang sudah mulai ada pergeseran. Oleh karena itu, sejak dini anak-anak harus mulai dibiasakan mengonsumsi ikan budidaya air tawar,” tambahnya.
Lomo menegaskan bahwa sebagai daerah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), PPU akan lebih menekankan budidaya ikan air tawar. Namun, hal ini tidak menghilangkan citra PPU sebagai penghasil utama ikan laut yang menjadi komoditas unggulan.
“Ini merupakan alternatif agar kita tidak hanya bergantung pada satu sektor, tapi tetap menjaga keseimbangan,” tutupnya. (*/ant/dwn)