KACAMATANEGERI.COM,PPU- Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) tengah menerapkan sistem pertanian terintegrasi guna memaksimalkan potensi lahan pertanian di Benuo Taka.
Kepala Bidang (Kabid) Hortikultura dan Ketahanan Pangan Dinas Pertanian, Gunawan menjelaskan, upaya ini sejalan dengan Demontrasi Farming (Demfarm) yang diadakan oleh Kementerian Pertanian.
“Berkenaan dengan upaya memaksimalkan produktivitas lahan kita di PPU,” ujar Gunawan saat ditemui awak media di Gedung Dinas Pertanian, Rabu (11/9/2024).
“Harapan kita dari Demfarm itu bisa dijadikan sebagai percontohan di serambinya ibu kota negara,” tambahnya.
Adapun saat ini, lahan pertanian di PPU hanya memanfaatkan Indeks Pertanaman (IP) 200, yang berarti panen padi hanya bisa dilakukan dua kali dalam setahun.
Gunawan menjelaskan bahwa pada musim tanam ketiga (MT 3), pihaknya akan menerapkan sistem pertanian terintegrasi.
Langkah ini juga berkaitan dengan musim pancaroba, yaitu periode transisi dari musim kemarau ke musim penghujan yang terjadi pada bulan September.
“Dengan menanam komoditas hortikultura, ternak, dan ikan,” ujarnya.
Diketahui, pertanian terintegrasi merupakan sistem pertanian terpadu yang menggabungkan pengelolaan tanaman, peternakan, dan perikanan dalam satu sistem.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan efesiensi dan produktivitas yang diharapkan dapat menciptakan kemandirian dan kesejahteraan petani secara berkelanjutan.
“Oleh karenanya disebut pertanian terintegrasi,” imbuhnya.
Ia menyebut bahwa penerapan sistem pertanian terintegrasi akan dipadukan dengan teknologi smart farming (pertanian pintar).
Sistem ini akan menggunakan irigasi modern, seperti kincir yakni Springkler Butterfly, yang dipadukan dengan teknologi pemupukan terbaru untuk mendukung efisiensi dan produktivitas lahan.
“Seandainya tanaman itu mengalami defisiensi atau kekurangan unsur hara. Secara otomatis nanti sensornya itu membuka keran (springkler),” urainya.
Dengan strategi ini, Dinas Pertanian PPU berharap dapat mengoptimalkan hasil panen serta meningkatkan diversifikasi komoditas pertanian di Kabupaten PPU.
“Selain itu juga untuk meningkatkan produksi dalam rangka deliniasi kebutuhan pangan yang ada di Ibu Kota Nusantara (IKN),” pungkasnya. (*/ni/d1)