KACAMATANEGERI.COM, PENAJAM – Festival Belian Adat Paser Nondoi, salah satu agenda tahunan yang paling dinanti, direncanakan kembali hadir pada Oktober 2025. Meskipun pemerintah sedang gencar melakukan efisiensi anggaran, persiapan untuk festival ini terus berjalan.
”Kami terus melakukan persiapan, dan sejauh ini direncanakan akan digelar pada Oktober mendatang,” ucap Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata dan Pemasaran Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Juzlizar Rakhman, Kamis (21/8/2025).
Kepastian pelaksanaannya kini bergantung pada penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) Kabupaten PPU 2025. Dana yang dibutuhkan diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah, tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya.
”Anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 300 juta. Namun, kepastiannya akan kita ketahui setelah APBD Perubahan disahkan, karena ada pergeseran anggaran,” jelasnya.
Festival Belian Adat Paser Nondoi adalah agenda rutin yang diselenggarakan setiap Oktober atau November di Rumah Adat Kuta Rekan Tatau, Kelurahan Nipah-Nipah, Kecamatan Penajam.
Acara ini merupakan wujud nyata upaya pelestarian budaya suku Paser dan dikelola oleh Lembaga Adat Paser (LAP). Hingga kini, tema festival masih belum ditetapkan.
Dahulu, ritual ini dilakukan oleh leluhur Suku Paser dengan tujuan meminta kesejahteraan dan “tolak bala” atau menjauhkan masyarakat dari bencana. Secara sederhana, festival ini adalah ritual pembersihan kampung yang menjaga nilai-nilai adat Paser.
Ia menegaskan bahwa pelestarian adat istiadat sangat penting agar tidak hilang ditelan zaman. Festival Nondoi tidak hanya menjadi ajang pelestarian, tetapi juga sebagai sarana mengenalkan kekayaan budaya dan menjadi salah satu keunggulan Kabupaten PPU.
”Melalui festival ini, kita mengenalkan budaya Paser kepada masyarakat luas dan menjadikannya salah satu pusat keunggulan PPU,” tandasnya. (yam/d1)
