Desa Bukit Subur Banjir, Dinas PUPR PPU Siagakan Alat Berat Untuk Normalisasi Sungai Riko

Berita, Daerah237 Dilihat
banner 468x60

Kacamatanegeri.com, PENAJAM- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) siagakan 2 unit alat berat jenis excavator dan long arm untuk normalisasi Sungai Riko, sebagai upaya penanganan jangka pendek serta antisipasi adanya banjir susulan selama 20 hari kedepan di Desa Bukit Subur, Kelurahan Riko, Kecamatan Penajam, Kabupaten PPU.

Sekretaris Dinas PUPR, PPU, Muhammad Ali Mustofa mengatakan Dinas PUPR telah melakukan perbaikan infrastruktur jembatan, di Desa Bukit Subur yang terjadi pendangkalan dan sempat tersumbat oleh material berupa potongan kayu yang ikut terbawa arus saat banjir beberapa hari lalu.

banner 336x280

“Jadi sudah kami keruk karena ada pendangkalan selama ini, selain itu ada sumbatan potongan kayu yang menyumbat di bawah jembatan di Rt 04,” ujarnya pada media, Kamis (24/4/2025).

Menurut Ali Mustafa, meluapnya Sungai Riko ada beberapa faktor, yakni adanya penyumbatan pada aliran sungai, serta curah hujan di wilayah hulu sungai cukup deras menyebabkan aliran sungai meluap ke pemukiman warga.

“Tepatnya dari Rt 4, Rt 9 dan Rt 10, kemudian Balai Wilayah Sungai (BWS), semua kita kerahkan sepenuhnya serta alat berat sudah disana,” tambahnya.

Ali Mustofa menyampaikan, saat ini sudah ada tim yang berjaga di wilayah tersebut dan selalu siaga 24 jam. Tim merupakan gabungan dari Kelurahan Riko dan Desa Bukit Subur, BPBD dan Puskesmas.

“Dinas Kesehatan itu kompak, kita langsung turun ke lapangan, jadi mana-mana yang harus kita utamakan itu kita handle dulu,” tuturnya.

Baca Juga :  PT Sadena Bahari Gelar Pertemuan, Bahas Kesepakatan Pertanggungan Kerugian Penumpang

Menurut Ali Mustofa tindakan yang lebih utama adalah pelayanan masyarakat dengan cara membuka akses jalan bagi warga yang terisolir sehingga kebutuhan bahan makanan, dan sebagainya bisa tersalurkan.

“Kemarin sempat ada yang mau melahirkan, tapi sudah sempat dievakuasi,” kata Ali Mustafa.

Ali Mustofa menerangkan, jembatan yang terbuat dari kayu, terletak di Rt 04, sudah dilakukan pengecekan dan hasilnya terdapat beberapa bagian terlepas terbawa arus sungai saat banjir.

Perbaikan Jembatan Dilakukan Secara Gotong Royong

Selanjutnya akan dilakukan perbaikan secara gotong royong oleh masyarakat setempat dan dibantu menggunakan alat berat yang disediakan Dinas PUPR.

“Masyarakat juga gotong royong dan nanti alat berat dari PUPR yang membantu untuk mengambil potongan-potongan kayu yang tersangkut itu,” jelasnya.

Selanjutnya proses normalisasi akan terus berjalan seiring perbaikan gelagar atau kayu penopang jembatan yang rusak juga akan diperbaiki bersama masyarakat dengan menggunakan sisa material yang ada.

“Banyak potongan kayu ulin yang sudah kita potongin untuk mengganti gelagar jembatan yang sudah rusak,” kata Ali Mustofa.

Ali Mustofa menjelaskan, sebenarnya ada akses lain menuju wilayah Desa Bukit Subur, namun jalan tersebut jaraknya cukup jauh dan tidak bisa dilewati karena kondisi jalan yang rusak.

“Jalan alternatif dari Rt 4 ke Bukit Subur itu ada tapi jauh dan cukup curam, hanya mobil dengan gardan ganda yang bisa lewat,” paparnya.

Baca Juga :  Pemkab PPU Bersih-Bersih Pantai Tanjung Jumlai di Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025

Ali Mustofa menambahkan, bahwa banjir di wilayah Desa Bukit Subur bukan yang pertama, sebelumnya sudah sering terjadi. Dan sejauh ini yang dapat dilakukan masyarkat adalah hanya antisipasi secara spontanitas.

“Masyarakat sebenarnya sudah mengantisipasi tapi hanya spontanitas, karena banjir kali ini lebih besar dari sebelumnya,” ungkapnya.

Waspada Hujan Lebat, Jangan Bangun Rumah di Pinggir Sungai

 Ali Mustofa mengimbau agar masyarkat lebih sadar terhadap lingkungan serta tidak membangun pemukiman di lahan yang rentan banjir.

“Saat ini masyarakat bangun rumah di pinggir-pinggir sungai, seharusnya memilih lokasi dengan ketinggian minimal 7 sampai 8 meter dari sungai,” paparnya.

Ali Mustofa berpesan kepada Kepala Desa Bukit Subur Asep Andriawan untuk mengedukasi warga agar pembangunan pemukiman harus sesuai tatanan lokasi yang memadai.

“Ya harus di tata kawasan itu, jika nanti dibangun lagi dipinggir sungai akan kebanjiran lagi,” jelasnya.

Ali mustofa menginformasikan selama 20 hari ke depan harus waspada karena berdasarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), perkiraan cuaca di Kaltim masih ada potensi hujan petir, hujan sedang dan lebat.

“Dan potensi hujan ini kita belum tahu ada diposisi mana, apakah di wilayah Paser, Penajam, Balikpapan dan Samarinda,” sebutnya.

“Tidak menutup kemungkinan hujan itu terjadi diwilayah Desa Bukit Subur, sebagai langkah antisipasi, maka alat berat itu segera disiagakan,” pungkasnya. (*/ant/dwn)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *