Kacamatanegeri.com, PENAJAM– Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Budidaya dan Lingkungan Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Musakkar Mulyadi menyampaikan, sistem bioflok mulai diterapkan di beberapa kelompok budidaya ikan di kabupaten berjuluk Benuo Taka.
Kepada Kacamatanegeri,com, Minggu (25/5/2025), Musakkar menyatakan, inovasi ini merupakan hasil inisiasinya yang telah diterapkan sejak 2024. “Alhamdulillah metode bioflok, berupa kolam ikan dengan memanfaatkan pekarangan rumah ini disambut baik oleh kelompok budidaya ikan di semua kecamatan,” katanya.
“Bahkan semua kecamatan di PPU sudah ada yang mengakomodir melaksanakan konsep kolam ikan dipekarangan rumah ini,” sambungnya.
Musakkar menjelaskan, metode bioflok awalnya ditujukan untuk pemenuhan gizi keluarga, namun fokus program tetap pada budidaya berkelompok.
“Kalau perorangan itu bukan di Dinas Perikanan, melainkan lebih ke Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) atau Dinas Sosial,” jelasnya.
Musakar menyampaikan, sistem bioflok di PPU mulai diterapkan bahkan dalam skala besar, seperti yang dilakukan Bupati PPU sebelumnya, yang membangun 25 unit kolam bioflok.
“Tapi sistem ini harus terkontrol, terutama listrik tidak boleh mati untuk memutar pompa oksigen, karena itu sumber nafas bagi ikan,” paparnya.
Kendalanya dialiran listrik, kata Musakkar jika terjadi listrik padam akan berpengaruh pada perkembanganbiakan ikan didalam air.
“Jika listrik padam, aerasi atau pengadaan oksigen akan berhenti dan dapat berdampak negatif pada ikan, terutama pada benih,” ungkapnya.
Musakkar menambahkan, sistem bioflok sangat menjanjikan karena memiliki konsumen tersendiri. Bahkan sangat mudah untuk diterapkan di lokasi pekarangan yang minimalis.
“Tapi perlu dipahami, kolam bulat terpal belum tentu bioflok. Sistemnya adalah pada aplikasi tambahan obat obatan dan bahan organik seperti molase, yang membentuk flok, yaitu kotoran yang diurai bakteri menjadi pakan alami,” tutupnya. (*/ant/dwn)