Kacamatanegeri.com, PENAJAM– Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) sedang gencar mewujudkan program ketahanan pangan nasional, merupakan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto melalui Kementerian Pertanian.
Menurut Kepala Distan PPU, Andi Trasodiharto, upaya itu dilakukan dengan memaksimalkan pengelolaan lahan atau Optimasi Lahan (Oplah).
“Kita saat ini punya lahan 7.500 hektar untuk dikelola dengan baik. Jika berhasil, PPU akan menjadi daerah penunjang terbesar dalam mendorong ketahanan pangan di Kalimantan Timur,” ujarnya, Minggu (1/6/2025).
Andi menjelaskan, Kabupaten PPU bersama Kutai Kartanegara dan Kabupaten Paser, merupakan wilayah penghasil pangan terbesar di Kalimantan Timur.
Sehingga, Distan PPU bekerja sama seluruh petani sebagai pelaku manfaat pertanian untuk mendorong program ketahanan pangan, serta dibantu dengan jajaran TNI, untuk membuka dan mengoptimalkan lahan pertanian yang sebelumnya belum dimanfaatkan.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pertanian, khususnya kepada Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Ini sudah luar biasa, kita dibentuk 29 Brigade Pangan yang masing-masing brigade terdiri dari 15 orang,” katanya.
Andi menjelaskan, setiap Brigade Pangan telah didukung penuh oleh pemerintah, baik dari segi sarana dan prasarana, alat pertanian, hingga bantuan ongkos pengolahan lahan.
Tidak hanya itu, pemerintah juga mendorong semangat petani salah satunya melalui penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) gabah dibeli Bulog sebesar Rp 6.500 per kilogram.
“Hitung-hitung dagang saja, kalau petani bisa menghasilkan 5 hingga 6 ton gabah per hektar, dikalikan dengan harga Rp 6.500, lalu dikurangi biaya produksi, masih sangat sejahtera. Kalau memang dikerjakan sendiri oleh petani,” imbuhnya.
Galakkan Juga Program Desa Mandiri Benih
Andi mengatakan, Distan juga mendorong Program Desa Mandiri Benih, bertujuan menciptakan benih lokal yang telah beradaptasi dengan kondisi lingkungan pertanian di PPU.
“Nanti benih dikembangkan oleh petani, sehingga daya tahan dan adaptasi benih sudah bagus, sehingga benih yang dihasilkan tahan terhadap penyakit dan produksi tinggi, itu yang kita akan bangun desa dengan mandiri benih di PPU,” paparnya.
Andi menambahkan, nantinya benih lokal tersebut akan diberikan label resmi seperti label putih dan biru oleh pihak Kementerian, yang nantinya akan dikembangkan oleh tim Brigade.
“Harapannya dalam satu brigade itu bisa mencetak benih unggul kemudian disebarkan kepada petani di wilayah sekitar, sehingga tidak perlu membeli benih dari luar daerah yang belum tentu bisa beradaptasi dengan wilayah sendiri,” tutupnya. (*/ant/adv/dwn)