Sejarah Singkat Jahe Balikpapan yang Miliki Kandungan Vitamin C Lebih Tinggi dari Jeruk

Daerah413 Dilihat
banner 468x60

JAHE Balikpapan menjadi salah satu flora endemik Kalimantan. Telah dikonservasi di Kebun Raya Balikpapan yang terletak di Kawasan Hutan Lindung Sungai Wain (KHLSW), Jalan Soekarno Hatta, Kilometer 15, Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara.

Etlingera Balikpapanensis nama latin Jahe Balikpapan pertama kali diteliti keberadaannya oleh Axel Dalberg Paulsen, seorang ahli botani asal Denmark, yang memulai penelitiannya di KHLSW pada tahun 2003. Hingga ditahun 2006, Paulsen menerbitkan penelitiannya, mengemukakan bahwa Jahe Balikpapan adalah spesies jahe terbaru.

banner 336x280

Bertepatan dengan hari jadi Kota Balikpapan ke-152, diimana pada saat itu Rizal Efendi masih menjabat sebagai Walikota. Melalui Surat Keputusan Walikota No 188.45-34/2022, yang menetapkan Etlingera Balikpapanensis sebagai maskot identitas flora kota Balikpapan.

Setelah itu, ditahun 2024 dibawah kepemimpinan Walikota Balikpapan Rahmad Mas’ud. Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud). Menetapkan Jahe Balikpapan untuk disertakan kedalam pembelajaran muatan lokal (mulok) Pendidikan Kebersihan Lingkungan Hidup (PKLH) tingkat sekolah dasar kelas IV tahun ajaran 2024/2025.

Adapun, staf bagian data dan informasi Kebun Raya Balikpapan (KRB) Akmal, berbagi cerita tentang penamaan jahe istimewa ini. Dari beberapa flora penemuan Axel Dalberg Paulsen, jahe Balikpapan terbilang unik.

“Karena kecintaannya terhadap kota Balikpapan. Paulsen, akhirnya mencantumkan nama kota Balikpapan kedalam penamaan latin jahe tersebut,” ungkapnya saat ditemui di KRB baru-baru ini.

Lebih lanjut, ia menjelaskan klasifikasi jahe Balikpapan termasuk kedalam suku jahe-jahean (Zengiberaceae). Keluarga besar rimpang-rimpangan termasuk kunyit, galoba, lengkuas, dan kencur.

“Dikelompokkan kecil lagi kedalam genus tumbuhan berbunga tahunan herba (Etlingera) yang berkerabat dekat dengan kecombrang (unji, incung, kecicang), tepu, honje hutan (Etlingera hemisphaerica),” jelasnya.

Namun, keunikan jahe Balikpapan bukan hanya pada nama dan klasifikasi saja. Dibandingkan dengan jenis jahe lainnya, jahe ini memiliki karakteristik yang membuatnya semakin menarik untuk dipelajari dan dimanfaatkan.

“Bunga pada jahe Balikpapan dapat tumbuh dipermukaan tanah. Tidak seperti yang lainnya, tumbuh pada bagian batang yang menjulang keatas,” urainya.

Akmal menambahkan, bahwa Jahe Balikpapan dapat tumbuh hingga enam meter, menjadikannya salah satu spesies jahe terbesar. Tanaman ini telah terdaftar sebagai salah satu flora yang hampir punah di International Union for Conservation of Nature (IUCN), sehingga upaya pelestariannya menjadi sangat penting.

Dengan batang berwarna hijau tua kecoklatan yang mencolok, jahe raksasa ini bukan hanya sekadar tanaman biasa. Setiap bagian tanaman, terutama rimpangnya yang berukuran besar, menyimpan kekayaan senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan, terutama dalam dunia pengobatan alami.

“Beberapa perguruan tinggi, termasuk Universitas Mulawarman (UNMUL) Samarinda dan Bio Molecule Engineering (BIOME) Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, telah melakukan penelitian terhadap tanaman ini. Hasilnya, diketahui jahe Balikpapan memiliki antioksidan tinggi dengan kandungan vitamin C yang lebih tinggi daripada jeruk,” ungkapnya.

Diketahui, antioksidan berperan penting dalam melindungi tubuh dari efek radikal bebas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Mengkonsumsi Jahe Balikpapan, adalah cara alami untuk memenuhi asupan antioksidan bagi tubuh. (*/ni//d1)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *