Kacamatanegeri.com, PENAJAM – Bupati Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Mudyat Noor, akan segera merealisasikan program visi dan misi pemerintahan.
Sektor pertanian menjadi prioritas awal yang akan segera dilaksanakan pada tahun 2025.
Hal itu sebagai upaya untuk mempercepat hasil produksi beras yang ditargetkan 240 juta ton per tahun serta mewujudkan wilayah PPU sebagai lumbung padi terbesar dan nomor satu di Kalimantan Timur (Kaltim).
Mudyat Noor mengatakan, sektor pertanian di wilayah PPU telah mendapat dukungan penuh baik dari Kementerian Pertanian maupun Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sehingga program percepatan di sektor pertanian dapat segera dilaksanakan.
“Yang paling cepat sektor pertanian, karena pertanian di PPU pembukaan lahannya ini semakin bertambah,” ujarnya, Rabu (9/4/2025).
Selain itu sektor pertanian juga selaras dengan keinginan Presiden Prabowo Subianto dalam rangka penguatan ketahanan pangan.
“Nah petani sekarang pada rame-rame membuka lahannya,” ucapnya.
Mudyat menjelaskan, bahwa wilayah PPU secara umum telah menerapkan sistem swasembada beras sejak lama, sehingga PPU layak dijuluki sebagai lumbung pangan.
“Jika di PPU itu dijadikan lahan lumbung pangan, nomor satu di Kaltim, maka kita harus menggenjot hasil produksi, dengan tidak melupakan persoalan kualitas juga,” tambahnya.
Mudyat mengungkapkan, untuk memenuhi kebutuhan beras di Kaltim, maka standar produksi beras di PPU harus mencapai 240 juta ton per tahun.
“Produksi petani kita masih sekitar 27 ton, perlu digenjot untuk menjadikan sesuai standar yang kita harapkan,” tegasnya.
Jika tercapai, dengan begitu PPU kedepan mampu menutupi kebutuhan beras di daerah lain yang ada di wilayah Kaltim.
“Karena kita punya areal yang tidak produktif masih sangat luas dan lokasinya satu hamparan di Babulu,” kata Mudyat.
Koordinasi BWS dan PUPR untuk Bangun Irigasi Pertanian di Babulu
Bupati PPU, Mudyat Noor mengatakan, adapun persoalan yang dihadapi adalah terkait keperluan air untuk irigasi pertanian seperti di wilayah Kecamatan Babulu hingga saat ini masih perlu dibenahi.
Mudyat berencana, secepatnya akan melakukan rapat koordinasi dengan pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) dan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) guna membahas percepatan terkait irigasi pertanian di wilayah Kecamatan Babulu.
“Bagaimana kita mengatasi air supaya panen padi di Kecamatan Babulu itu bisa tiga kali dalam satu tahun, sementara yang bisa itukan hanya di daerah Waru,” paparnya.
Sedangkan untuk wilayah Kecamatan Penajam panen padi maksimal bisa dilakukan dua setengah kali panen.
Lebih jauh Mudyat menerangkan, bahwa rencana rapat yang akan digelar secepatnya perkiraan dua minggu kedepan secara sarasehan antara BWS, pemerintah pusat dalam hal ini Pemerintah Provinsi.
Kemudian dari Kabupaten PPU akan melibatkan petani langsung.
“Lalu kita coba pertemukan, kita lihat mana sinkronisasi yang selama ini dikerjakan BWS, kemudian apa yang dikerjakan oleh Pemerintah Provinsi yang diberikan kepada PPU,” ungkapnya. (*/ant/dwn)